Blog

Cara Menghitung Cor Beton

Yuk Intip Cara Menghitung Cor Beton dengan Benar di Sini

Cara menghitung cor beton dengan benar penting untuk dipelajari, apabila anda sedang melakukan suatu pembangunan dengan teknik pengecoran.

Anda wajib untuk mengetahui berapa banyak kebutuhan bahan bangunan yang diperlukan. Jadi, anda bisa membelinya dengan jumlah yang pas, tanpa kekurangan maupun kelebihan.

Cara menghitung volume dari dak lantai beton sebenarnya cukup mudah, misalnya sebuah rumah berukuran 20m x 6m, dengan ketebalan dak lantai yaitu 12 cm serta mutu beton K350.

Rumusnya yaitu panjang x lebar x tebal dak lantai (p x l x t). Sehingga volume dak lantai menjadi 20m x 6m x 0,12m = 14,4 m3. Berikut analisa bahan materialnya.

Beton

Ketebalan beton yang digunakan yaitu 12 cm, jadi kebutuhan beton pada ukuran lantai 20m x 6m adalah 20m x 6m x 0,12m = 14,4 m3. Begitulah cara menghitung cor beton dengan benar.

Pastikan untuk membeli beton pada toko yang memiliki daftar harga Ready Mix  dengan lengkap. Sehingga anda juga bisa memprediksi biaya yang perlu anda keluarkan.

Semen

Perbandingan dari campuran beton 1pc : 2pc : 3kr, jadi membutuhkan semen 1 : 2 : 3 x 14,4 = 2,4 m3. Jika 1 zak semen berisi 50 kg sama dengan 0,024 m3.

Jadi, kebutuhan semen yang diperlukan dalam mengerjakan dak lantai beton dengan ketebalan 12 cm yaitu 2,4 x 0,024 = 100 zak.

Besi

Besi disini menggunakan diameter 10 mm, dimana ukurannya disesuaikan dengan pembebanan yang ada, dipasang dengan jarak 20 cm.

Jika dalam 1 m besi yang dibutuhkan yakni 1m : 0,2m = 5 buah, dipasang 2 lapis 2 arah. Itu berarti jumlahnya adalah 2 x 5 x 2 = 20 buah, yang masing-masing panjangnya 1 m.

Jadi, total keseluruhan kebutuhan besinya yaitu 20bh x 1 m = 20 m, sedangkan panjang perbatangnya 12m. Jadi, kebutuhan besi pada 1m2 yaitu 20m : 12m = 1,6667 batang.

Sedangkan pada contoh cara menghitung cor beton dengan benar, ukuran dak lantainya adalah 20m x 6m = 120 m2, jadi kebutuhan besinya yakni 120 m2 x 1,6667 btg = 200,004 batang.

Pasir

Pasir yang dibutuhkan untuk luas lantai dengan ukuran 20m x 6m yaitu 2 : 6 x 14,4 = 4,8 m3. Jadi anda membutuhkan pasir sebanyak 4,8 m3 untuk dak lantai yang berukuran 20m x 6m.

Koral

Koral yang dibutuhkan yaitu sebanyak 3 : 6 x 14,4 = 7,2 m3, jadi anda membutuhkan koral sejumlah 7,2 m3 untuk lantai yang memiliki ukuran 20m x 6m.

Triplek atau Plywood

Pada kasus ini triplek yang digunakan adalah triplen dengan ketebalan 8 mm, dan ukuran 1,2 m x 2,4 m = 2,88 m2.

Jika 1m2 dak beton membutuhkan 0,34722 lembar triplek, maka triplek atau plywood yang dibutuhkan untuk dak lantai 10 m2 yaitu 120 m2 x 0,34722 lbr = 41,6664 lembar triplek.

Bambu

Bambu digunakan untuk menahan beban sementara, bambu ini dipasang setiap jarak 50 cm. Jadi, kebutuhan bambu yaitu sebanyak 120 m2 : 0,50 m = 240 batang.

Analisa kebutuhan material atau perhitungan tersebut untuk membuat dak beton sistem konvensional. Jenis dak ini merupakan yang paling umum dan menjadi standar dalam pembangunan rumah.

Dak jenis konvensional banyak dipilih karena mudah sekali untuk beradaptasi dengan berbagai bentuk denah rumah, dan materialnya juga sangat mudah untuk ditemukan.

Membuat cor beton mungkin terlihat atau terdengar mudah. Akan tetapi, anggapan tersebut sebenarnya tidak tepat. Sebab terdapat teknik tertentu yang perlu diketahui.

Untuk membuat cor beton, desain strukturnya harus benar. Selain itu, material yang digunakan juga perlu diperhitungkan agar tidak boros.

Jika terdapat beton yang tercecer, maka langsung bersihkan. Sebab, jika beton tersebut sudah terlanjur mengeras maka akan sulit untuk dibersihkan.

Cor beton sendiri dikatakan baik jika sudah memenuhi beberapa kriteria. Seperti permukaan datar, halus dan rata, tegak, serta tidak mudah retak dan kokoh.

Oleh karena itu, penting sekali itu untuk mengetahui cara menghitung cor beton dengan benar sekaligus tips dan teknik dalam melakukan pengecoran yang baik.

Rumus dasar untuk menghitung kebutuhan Cor beton

A. Menentukan volume beton yang dibutuhkan

Volume beton yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus V = P x L x T, di mana:

  • V adalah volume beton yang dibutuhkan (dalam meter kubik)
  • P adalah panjang area yang akan dicor (dalam meter)
  • L adalah lebar area yang akan dicor (dalam meter)
  • T adalah ketebalan beton yang diinginkan (dalam meter)

Contoh: Jika kita ingin mencor sebuah area dengan panjang 10 meter, lebar 5 meter, dan ketebalan beton 0,15 meter, maka volume beton yang dibutuhkan adalah:
V = 10 x 5 x 0,15 = 7,5 m3

B. Menghitung berat beton yang dibutuhkan

Berat beton yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus Berat = Volume x Berat jenis beton, di mana:

  • Berat adalah berat beton yang dibutuhkan (dalam kilogram)
  • Volume adalah volume beton yang dibutuhkan (dalam meter kubik)
  • Berat jenis beton adalah berat jenis beton yang digunakan (dalam kilogram per meter kubik)

Contoh: Jika kita menggunakan beton dengan berat jenis 2.400 kg/m3, maka berat beton yang dibutuhkan untuk mencor area tersebut adalah:

Berat = 7,5 x 2.400 = 18.000 kg atau 18 ton

C. Konversi berat beton ke dalam jumlah mixer yang dibutuhkan

Untuk menghitung jumlah mixer yang dibutuhkan, kita dapat menggunakan rumus berikut:

Jumlah mixer = (Berat beton : Kapasitas mixer) x Faktor safety

  • Berat beton adalah berat beton yang dibutuhkan (dalam kilogram)
  • Kapasitas mixer adalah kapasitas mixer beton yang digunakan (dalam kilogram)
  • Faktor safety adalah angka yang digunakan untuk memberikan cadangan keamanan. Faktor safety yang umum digunakan adalah 1,5.

Contoh: Jika kita menggunakan mixer beton dengan kapasitas 500 kg dan faktor safety 1,5, maka jumlah mixer yang dibutuhkan untuk mencor area tersebut adalah:

Jumlah mixer = (18.000 : 500) x 1,5 = 54 mixer

Dalam hal ini, kita membutuhkan 54 mixer beton dengan kapasitas 500 kg untuk mencor area dengan panjang 10 meter, lebar 5 meter, dan ketebalan beton 0,15 meter dengan total volume beton sebesar 7,5 meter kubik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan beton

A. Jenis campuran beton yang digunakan

Jenis campuran beton yang digunakan akan sangat mempengaruhi kebutuhan beton yang diperlukan. Misalnya, campuran beton dengan kekuatan tekan 20 MPa akan membutuhkan jumlah bahan yang berbeda dibandingkan dengan campuran beton dengan kekuatan tekan 30 MPa.

B. Jenis cetakan beton yang digunakan

Jenis cetakan beton yang digunakan juga mempengaruhi kebutuhan beton yang dibutuhkan. Cetakan dengan bentuk yang rumit atau dengan detail yang kompleks akan membutuhkan lebih banyak beton dibandingkan dengan cetakan dengan bentuk yang sederhana.

C. Ketebalan dan dimensi beton yang dibutuhkan

Ketebalan dan dimensi beton juga mempengaruhi kebutuhan beton yang dibutuhkan. Semakin tebal dan besar dimensi beton yang dibutuhkan, semakin banyak pula beton yang harus digunakan.

D. Lokasi proyek dan aksesibilitas

Lokasi proyek juga mempengaruhi kebutuhan beton yang dibutuhkan. Jika lokasi proyek sulit dijangkau atau jauh dari sumber daya beton, maka akan mempengaruhi ketersediaan bahan beton dan dapat mempengaruhi jumlah beton yang dibutuhkan.

Contoh perhitungan

A. Contoh perhitungan untuk proyek kecil

Misalnya, untuk membuat sebuah pondasi rumah dengan luas 10 meter persegi dan ketebalan 15 cm menggunakan campuran beton dengan perbandingan 1:2:3 (cement : sand : aggregate), maka perhitungan kebutuhan betonnya adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan volume beton yang dibutuhkan: Luas x Ketebalan = 10 m2 x 0.15 m = 1.5 m3.
  2. Menghitung berat beton yang dibutuhkan: Volume x Berat jenis beton = 1.5 m3 x 2400 kg/m3 = 3600 kg.
  3. Konversi berat beton ke dalam jumlah mixer yang dibutuhkan: Berat beton / Berat mixer = 3600 kg / 2000 kg = 1.8 mixer. Jadi, proyek kecil ini membutuhkan 1.8 mixer beton.

B. Contoh perhitungan untuk proyek besar

Misalnya, untuk membuat struktur jembatan dengan panjang 20 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 3 meter menggunakan campuran beton dengan perbandingan 1:2:3, maka perhitungan kebutuhan betonnya adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan volume beton yang dibutuhkan: Panjang x Lebar x Tinggi = 20 m x 5 m x 3 m = 300 m3.
  2. Menghitung berat beton yang dibutuhkan: Volume x Berat jenis beton = 300 m3 x 2400 kg/m3 = 720000 kg.
  3. Konversi berat beton ke dalam jumlah mixer yang dibutuhkan: Berat beton / Berat mixer = 720000 kg / 2000 kg = 360 mixer. Jadi, proyek besar ini membutuhkan 360 mixer beton.

C. Contoh perhitungan untuk proyek dengan cetakan khusus

Misalnya, untuk membuat monumen dengan bentuk yang rumit menggunakan campuran beton dengan perbandingan 1:2:3, maka perhitungan kebutuhan betonnya akan lebih rumit karena harus memperhitungkan bentuk dan detail dari cetakan tersebut.

Sebaiknya, untuk proyek seperti ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli teknik sipil atau kontraktor beton yang berpengalaman untuk membantu melakukan perhitungan kebutuhan beton yang lebih akurat

Tips untuk menghemat biaya dan mengurangi pemborosan beton

Ketika menghitung kebutuhan beton, penting untuk memperhatikan cara menghemat biaya dan mengurangi pemborosan beton. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

A. Menggunakan mixer yang tepat

Pemilihan jenis mixer beton yang tepat dapat membantu menghemat biaya dan mengurangi pemborosan beton. Gunakan mixer yang ukurannya sesuai dengan jumlah beton yang dibutuhkan agar tidak terlalu besar atau kecil.

Jika mixer terlalu besar, beton akan sulit dicampur dan kemungkinan akan ada pemborosan beton. Sebaliknya, jika mixer terlalu kecil, proses pencampuran akan memakan waktu lebih lama dan memerlukan lebih banyak energi.

B. Memilih jenis beton yang tepat

Pilih jenis beton yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan. Misalnya, beton yang digunakan untuk lantai rumah tidak perlu memiliki kekuatan yang sama dengan beton yang digunakan untuk gedung bertingkat.

Dengan memilih jenis beton yang tepat, akan menghemat biaya dan mengurangi pemborosan beton.

C. Meminimalkan jumlah sampah beton

Pemborosan beton dapat terjadi saat beton terbuang begitu saja tanpa digunakan atau ketika terlalu banyak dibuat. Oleh karena itu, meminimalkan jumlah sampah beton dapat membantu menghemat biaya dan mengurangi pemborosan beton.

Pastikan setiap bagian beton yang dibuat digunakan sepenuhnya, dan jika ada beton yang tersisa, gunakan kembali untuk bagian yang lain.

D. Menggunakan alat ukur yang akurat

Pastikan alat ukur yang digunakan akurat dan dapat diandalkan. Kesalahan dalam pengukuran dapat menyebabkan pemborosan beton dan mengakibatkan biaya yang lebih besar.

Gunakan alat ukur yang tepat, seperti alat ukur volume atau berat, untuk memastikan jumlah beton yang dibutuhkan akurat dan tidak membahayakan keselamatan pekerja

Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang cara menghitung cor beton dengan rumus dasar, faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan beton, contoh perhitungan, dan tips untuk menghemat biaya serta mengurangi pemborosan beton.

Dengan menghitung kebutuhan beton dengan benar dan menggunakan teknik yang tepat, Anda dapat mengurangi biaya dan memaksimalkan penggunaan beton untuk proyek konstruksi Anda. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.

Published by
Muhidin
Tags: Beton

Recent Posts

Panduan Lengkap Excavator: Menjelajahi Jenis, Manfaat, dan Cara Pakainya

Excavator atau yang biasa disebut juga dengan alat berat ekskavator, merupakan salah satu jenis alat…

2 months ago

I Got Hit by a Semi Truck: Legal and Medical Steps to Follow

Experiencing an accident involving a semi truck can be terrifying and overwhelming. The sheer size…

3 months ago

Daftar Harga Ready Mix Pringsewu

Jika Anda sedang mencari daftar harga ready mix di Pringsewu, Anda berada di tempat yang…

9 months ago

Daftar Harga Sewa Alat Berat Terbaru

Alat berat memainkan peran yang sangat penting dalam setiap proyek. Kehadiran alat-alat ini memungkinkan pekerjaan…

9 months ago

Daftar Harga Cor Beton Jalan Terbaru

 Butuh Beton untuk Bangun Jalan? Yuk Intip info Harga Cor Beton Jalan Terbaru Beton menjadi…

9 months ago

Daftar Harga Sewa Dump Truck Terbaru

Butuh Angkut Material Konstruksi? Yuk Intip Harga Sewa Dump Truck di Sini Dump truck merupakan…

9 months ago